Selasa, 25 April 2017

Amirul mu'minin Al Mu'tashim dan teman sholehnya

Di ceritakan, Setiap hari Amiril Mu'minin Al Mu'tashim di kunjungi oleh seorang Ɣ∂ήğ Sholeh, dan selalu memberi nasehat kepadanya. Sehingga terjalinlah hubungan Ɣ∂ήğ sangat akrab antara orang Soleh tersebut dengan Al Mu'tashim. Melihat kedekatan ini, Wazir dari Al Mu'tashim merasa iri, dan berkata dalam hati : "Kalau aku tidak segera membunuh org ini, pasti nanti dia akan menggeser kedudukan ku sebagai wazir, karena keakrabannya dgn sang Amirul Mu'minin".  Si Wazir pun segera merencanakan sesuatu, utk menghasud orang sholeh tersebut. Suatu hari ketika Amirul Mu'Minin sedang sendirian, Si Wazir menghadap dan berkata kepadanya : "Wahai Amirul Mu'minin, Orang Ɣ∂ήğ setiap hari datang menemuimu itu, telah menyebarkan berita, bahwa Engkau adalah Amirul Mu'minin pertama Ɣ∂ήğ mempunyai bau mulut tidak sedap, jika Engkau meragukan laporanku ini, maka lihatlah nanti ketika dia datang menemuimu, pasti dia akan menutup hidungnya karena tidak tahan dengan bau mulutmu". Mendengar laporan itu, Al Mu'tashim sangat Kaget. Dan berkata : "Aku akan membuktikan laporanmu". Setelah keluar dari istana, Wazir itu kemudian menunggu di jalan Ɣanğ biasa dilalui oleh Orang Sholeh itu, saat akan menuju istana. Ketika Wazir melihat Orang itu, ia pun segera menghentikannya. Dan mengajak orang Soleh tersebut untuk mampir kerumahnya. Sesampainya di rumah, Si Wazir menjamu orang Sholeh tersebut dengan makanan2 Ɣğ bisa menyebabkan mulut menjadi bau".  Selesai menyantap makanan Ɣğ disuguhkan sang Wazir,, Orang Sholeh itupun pamit untuk segera berkunjung kepada Amirul Mu'minin. Si Wazir berkata : "Berhati2lah, Engkau terlalu banyak makan bawang dan menyebabkan bau mulut, jangan sampai bau mulutmu itu mengganggu penciuman Amirul Mu'minin". Ia pun segera pergi ke istana,, Ketika sampai di istana dan bertemu dengan AlMu'tashim, Org Sholeh itu memilih tempat duduk Ɣğ agak jauh dari tempat duduk AlMu'tashim, agar bau mulut Ɣğ disebabkan oleh makanan Ɣğ barusan ia makan dirumah Wazir, tidak menggangu Almu'tashim. Namun AlMu'tashim, karena ingin membuktikan laporan Wazirnya, Ia pun memerintahkan temannya Ɣ∂ήğ Sholeh tersebut untuk duduk berdekatan. Setelah mendekat Orang Sholeh tersebut menutup mulutnya dengan tangan, dengan maksud agar AlMu'tashim tidak terganggu dengan bau mulutnya. Sedangkan AlMu'tasim berkata dalam hatinya : "Ternyata apa Ɣ∂ήğ disampaikan oleh Wazirku, benar. Teman ku ini tidak tahan dengan bau mulutku sampai2 menutup hidungnya dgn tangan". Merasa tersinggung dengan perlakuan temannya tersebut, AlMu'tashim segera menulis sebuah surat rahasia, Ɣ∂ήğ ditulis dengan tangannya sendiri, dan menyegelnya dengan tanda khusus. AlMu'tashim menyerahkan surat itu kepada temannya Ɣ∂ήğ Sholeh tersebut dan berkata : "Antarkan surat ini kepada Fulan bin Fulan, dan jangan berikan surat ini kepada siapapun selain kepada orang itu". pesan AlMu'tashim. Orang Sholeh itupun segera berangkat melaksanakan perintah Amirul Mu'minin. Ditengah jalan, dia bertemu dengan sang Wazir. "Mau pergi kemana Engkau?". tanya sang Wazir. Orang Sholeh itupun berkata : "Amirul Mu'minin memerintahkan kepadaku untuk mengantarkan surat penting, untuk seseorang, surat itu bertanda khusus dan ditulis oleh tangan beliau sendiri, beliau juga berpesan, agar aku sendiri Ɣ∂ήğ menyerahkan suratnya".  Mendengar itu, si Wazir merasa Iri, dan berkata dalam hatinya : "Amirul Mu'minin pasti akan memberi org ini harta Ɣ∂ήğ sangat banyak, karena baru kali ini, Amirul Mu'minin menulis surat dengan tangannya sendiri".      Si Wazirpun, merasa dengki dengan hal itu, dan berusaha membujuk orang sholeh tersebut agar mau memberikan surat itu, dengan harapan, harta itu nantinya akan menjadi miliknya. Karena org soleh tersebut menolak, Wazirpun memberi uang kepadanya sebesar 2000 dinar, dan terus memaksa agar mau memberikan surat itu. Karena tidak enak dengan rayuan yg memaksa, Akhirnya Orang Sholeh itupun mau menyerahkan surat tersebut kepada sang Wazir. Org Sholeh itupun pulang kerumahnya. Dan sang Wazir pergi, untuk menyampaikan surat AlMu'tashim.
Sesampainya di tujuan Si Wazir memberikan surat tersebut, kepada org Ɣ∂ήğ dimaksud oleh AlMu'tashim, Ɣ∂ήğ ternyata orang itu adalah seorang Algojo. Setelah di baca oleh Algojo, isi suratnya adalah : "Jika telah sampai kepadamu orang Ɣ∂ήğ membawa surat ini,, maka bunuhlah dia". Algojo pun berkata : "Isi surat ini adalah perintah utk membunuhmu". Sang Wazir kaget dan mulai ketakutan, ia berkata : "Tunggu dulu, isi surat itu bukan untuk ku, tapi untuk seseorang". Algojo pun segera membunuh Wazir itu sambil berkata : "Amirul Mu'minin tidak pernah salah memberi surat, dan suratnya tidak akan pernah aku kembalikan kepada Beliau(maksudnya utk konfirmasi)".      Setelah beberapa hari, Orang Sholeh teman AlMu'tashim seperti biasa, datang ke istana untuk memberi nasehat kepada Amirul Mu'minin. AlMu'tashim merasa heran, bagaimana mungkin temennya itu masih tetap hidup, setelah surat perintah pembunuhan itu. Di lain pihak, Wazir Ɣ∂ήğ biasa ke istana setiap hari, akhir2 ini malah tidak pernah muncul, dan tidak ada kabar. Amirul Mu'minin pun bertanya kepada orang Sholeh itu tentang surat Ɣ∂ήğ ia amanatkan kepadanya. Orang Sholeh itupun menceritakan, bahwa sang Wazir memaksanya untuk menyerahkan surat tersebut, dan meminta agar dia Ɣğ mengantar surat itu.  Dari cerita itulah, AlMu'tashim akhirnya mengetahui bahwa Wazirnya pasti telah tewas terbunuh, karena isi surat itu. AlMu'tashim pun bertanya : "Wazirku mengatakan padaku, engkau menyebarkan berita dimasyakat bahwa aku adalah Amirul Mu'minin pertama Ɣ∂ήğ berpenyakit bau mulut". Orang Sholeh tersebut berkata : "Demi Alloh, sesungguhnya Aku tidak akan berani membuat fitnah seperti itu, terutama mengenai dirimu". "Lalu kenapa, Engkau menutup hidungmu dengan tangan, ketika berdekatan denganku?". tanya AlMu'tashim. Orang soleh itupun menjelaskan : "Pada waktu itu, ketika Aku hendak menemuimu, ditengah jalan aku di hadang oleh wazir dan mengajakku kerumahnya, disana dia menjamuku dengan makan2an Ɣ∂ήğ menyebabkan mulutku menjadi bau,
Oleh sebab itulah, Aku menutup mulut dengan tangan, karena takut hal itu akan mengganggumu". Pada Akhirnya Amirul Mu'minin AlMu'tasim mengerti, bahwa Wazirnyalah Ɣ∂ήğ mendengki kepada teman sholehnya tersebut. Beliau berkata : "Wazirku telah terbunuh oleh kelakuaannya sendiri".  

Catatan : "Ketahuilah, bahwa sifat dengki adalah suatu penyakit hati Ɣ∂ήğ sangat merusak bagi para penyandangnya. Hatinya tidak akan merasa tenang jika orang lain mendapatkan ni'mat dari Alloh. Dia tidak ridho dengan perlakuan Alloh kepada dirinya. Dan Dia merasa bahwa Alloh tidak adil, jika Alloh memberikan ni'mat kepada orang lain selain dirinya. Dia akan berusaha untuk menghilangkan ni'mat Ɣ∂ήğ diterima oleh orang lain tersebut.

Nabi bersabda : "Sesungguhnya sifat dengki itu akan membakar Amal baik seseorg sebagaimana Api membakar kayu".    Dikatakan juga, bahwa Alloh memerintahkan kepada kita, agar kita berlindung kepada Alloh dari sifat dengki, sebagaimana kita berlindung agar di jauhkan dari godaan setan Ɣ∂ήğ terkutuk"

Kamis, 20 April 2017

Musafir ilm

Meniti hari mencari jejak para salaf,
berharap kebaikan pada usaha yg tak kenal lelah,
demi iman yg terlalu mudah goyah akibat minimnya pengetahuan.