GHIBAH
Ghibah
adalah menyebutkan, membuka dan membongkar aib saudaranya dengan maksud jelek.
Imam muslim
meriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah.saw bersabda :
“Apakah kalian mengetahui apa itu ghibah? Para sahabat berkata: “Allah dan
Rasul-Nya yg lebih tahu.” Kemudian rasulullah bersabda: “ Engkau menyebutkan
sesuatu yg ada pada saudaramu yg dia membencinya. Jika yg engkau sebutkan tadi
benar-benar ada pada saudaramu sungguh engkau telah berbuat ghibah, sedangkan
jika tidak benar maka engkau telah berbuat kedustaan atasnya.”
Hukum
Ghibah.
Ghibah
termasuk dosa besar yg sangat di cela oleh Allah.swt. Al-Qur’an mengibaratkan
orang yg suka menggunjing, seperti orang yg memakan daging saudaranya sendiri.
Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:”Dan janganlah kalian menggunjing
(ghibah) kepada sebagian yg lainnya. Apakah kalian suka salah seorang diantara
kalian memakan daging saudaramu yg sudah mati? Maka tentulah kalian
membencinya…”(Al Hujurat:12)
Suatu hari
Sayyidah Aisyah pernah berkata kepada Rasulullah tentang Shofiyyah bahwa dia
adalah wanita yg pendek. Maka Rasulullah.saw bersabda: “Sungguh engkau telah
berkata dengan suatu kalimat yg kalau seandainya dicampur dengan air laut
niscaya akan merubah air laut.”(H.R Abu Dawud)
Dalam hadits
tersebut disebutkan bahwa ghibah dapat merubah rasa dan aroma air laut,
disebabkan betapa busuk dan kotornya perbuatan ghibah.
Sekedar
menggambarkan bentuk tubuh seseorang saja sudah mendapat teguran keras dari
Rasulullah, lalu bagaimana dengan menyebutkan sesuatu yg lebih keji dari itu?. Tentunya
Allah mengatur adanya cerita dari seorang Ummul mu’minin yaitu sayyidah Aisyah
sekedar menjelaskan betapa besar ancaman dari ghibah tanpa memandang bulu.
Rasulullah.saw
bersabda: “ketika aku mi’raj (naik ke langit), aku melewati suatu kaum yg
kukunya dari tembaga dalam keadaan mencakar wajah-wajah dan dada-dadanya. Lalu
aku bertanya:”siapakah mereka itu wahai Jibril?” Malaikat Jibril menjawab: “
Mereka adalah orang-orang yg memakan daging-daging manusia dan merusak
kehormatannya.”(H.R.Abu Dawud). Yang dimaksud dengan ‘memakan daging-daging
manusia’ dalam hadits ini adalah berbuat ghibah (menggunjing).
Dari sahabat
Jabir bin Abdillah beliau berkata: “Suatu ketika kami pernah bersama Rasulullah
mencium bau bangkai yg busuk. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam
berkata:”Apakah kalian tahu bau apa ini? (ketahuilah) bau busuk ini berasal
dari orang-orang yg berbuat ghibah.”(H.R. Ahmad).
Ancaman yg
terkandung dalam ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan ghibah ini
termasuk perbuatan dosa besar, yg seharusnya setiap muslim untuk untuk selalu
berusaha menghindar dan menjauh dari perbuatan tersebut. Begitu juga dengan orang
yg mendengar ghibah. Ia tidak terbebas dari dosa kecuali dengan mengingkari
secara lisan atau dengan hatinya. Rasulullah.saw bersabda “Barang siapa yg
membela kehormatan saudaranya yg yg sedang dipergunjingkan, maka Allah.swt akan
membebaskannya dari api neraka.”(H.R.Ahmad).
Faktor
Penyebab Ghibah
Imam Al
Ghozali menyebutkan beberapa factor yg mendorong ghibah :
1.
Melampiaskan kemarahan. Jika sedang marah, orang
dengan mudah menyebutkan keburukan-keburukan.
2.
Menyesuaikan diri dengan kawan-kawan, dengan berbasa-basi
dan mendukung pembicaraan mereka walaupun menyebut aib orang.
3.
Ingin mendahului menjelek-jelekkan
keadaan orang yg dikhawatirkan memandang jelek ihwalnya di sisi orang yg
disegani.
4.
Keinginan bercuci tangan dari perbuatan yg dinisbatkan
kepada dirinya.
5.
Ingin membanggakan diri. Mengangkat dirinya sendiri
dan menjatuhkan orang lain.
6.
Kedengkian. Bisa jadi ia mendengki orang yg disanjung,
dicintai dan dihormati orang banyak, lalu ia menginginkan lenyapnya nikmat dari
orang itu, dengan mempermalukan orang tersebut di hadapan orang banyak.
7.
Bermain-main, senda gurau dan mengisi waktu kosong
dengan lelucon. Lalu ia menyebutkan aib orang lain agar orang-orang
menertawakannya.
Taubat dari Ghibah
Pada dasarnya orang yg melakukan ghibah telah melakukan dua kejahatan:
kejahatan terhadap Allah Ta’ala karena melakukan perbuatan yg jelas dilarang
oleh-Nya, dan kejahatan terhdap manusia karena telah menodai kehormatan
manusia. Dalam hadits shahih, diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda: “Siapa yg
memiliki tuntutan kezaliman dari saudaranya menyangkut kehormatan atau harta
maka hendaklah ia meminta pembebasannya sebelum datangnya hari dimana tidak ada
dinar maupun dirham, tetapi akan diambil dari kebaikan-kebaikannya maka
keburukan-keburukan saudaranya diambil ditambahkan kepada
keburukan-keburukannya.” Maka langkah-langkah yang harus diambil untuk menebus
perbuatan maksiat ini adalah dengan cara:
1. Taubat, yang
mencakup tiga syaratnya yaitu meninggalkan perbuatan maksiat tersebut,
menyesali perbuatan yg telah dilakukan dan berjanji untuk tidak melakukannya
lagi.
2. Mendatangi orang
yang digunjingkan kemudian minta maaf atas perbuatannya dan menunjukkan
penyesalannya yg telah membuka aib.
3. Beristighfar dan
memohon ampunan kepada Allah.swt untuk orang yg pernah digunjingnya.
4. Menyebutkan
kebaikan-kebaikan orang yg dighibahi itu di tempat-tempat yg pernah ia berbuat
ghibah kepadanya.
Kiat
Menghindari Ghibah
Untuk
mengobati kebiasaan ghibah yg merupakan penyakit yg sulit dideteki dan sulit di
obati ini ada beberapa kiat yg bisa kita lakukan.
Pertama, selalu ingat bahwa perbuatan ghibah
adalah penyebab kemarahan dan kemurkaan Allah.swt dan turunnya adzab dariNya.
Kedua, selalu ingat bahwasanya timbangan
kebaikan pelaku ghibah akan pindah kepada orang yg digunjingkannya. Jika ia
tidak mempunyai kebaikan sama sekali maka akan diambilkan dari timbangan
kejahatan orang yg digunjingkanya dan ditambahkan kepada timbangan kejahatannya.
Ketiga, mengingat dulu aib dirinya sendiri
dan segera berusaha memperbaikinya. Dengan demikian akan timbul perasaan malu
pada diri sendiri bila membuka aib orang lain sementara dirinya sendiri masih
mempunyai aib.
Keempat, jika aib orang yg hendak di
gunjingkan tidak ada pada dirinya sendiri hendakna ia segera bersyukur kepada
Allah.swt karena telah menghindarkannya dari aib tersebut bukannya malah
mengotori dirinya dengan aib yg lebih besar yg berupa perbuatan ghibah.
Kelima, selalu ingat bila ia membicarakan
saudaranya maka ia seperti orang yg makan bangkai saudaranya sendiri.
Keenam, mengingatkan orang yg sedang
melakukan ghibah bahwa perbuatan tersebut hukumnya haram dan dimurkai
Allah.swt.
Ketujuh,selalu menjaga lisan. Hendaknya kita
selalu memperhatikan apa yg kita ucapkan. Apakah mengandung ghibah atau bukan.
Rasulullah.saw
bersabda: “Seorang muslim sejati adalah bila kaum muslimin merasa selamat dari
gangguan lisan dan tangannya.” (H.R.Muslim).
Sumber Majelis
Ta’lim Aisyaturridha Rabu pahing.
Semoga
bermanfaat untuk kita semua khususnya saya pribadi dan semoga ilmu yg sedikit
ini mampu menjadi pengingat disaat kita tengah lupa atau lalai, tidaklah ada
dari manusia yg terluput dari dosa kecuali Rasulullah.saw tapi sebaik2nya insan
yaitu yg semakin bertambahnya hari semakin bertambah pula amal baiknya. Dan
mohon maaf jika ada kata yg kurang berkenan atau menyinggung hati atau
perasaan, apalah artinya diri ini yg terlalu banyak kesalahan dan dosa hanyalah
ingin berbagi dari apa yg telah di dapat. “Lihatlah isi ilmunya tapi jangan melihat
siapa yg menyampaikannya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar